Rabu, 28 Desember 2016

(Teaser) Twin Princess 'Anastasia' : Chapter 5



Pesta Dansa Istana. Siapa nih yang ngarep diundang ke Pesta Dansa Istana lalu berdansa dengan Pangeran? Cinderella wanna be, ya hehehe ^.^ Sudah chapter 5, pemirsa cuplikannya. Berhubung penulis sedang berbaik hati, ditambah karya ini adalah pemenang Wattys Awards 2016 plus masih dalam masa promosi, jadi saya putuskan untuk memberi cuplikan 8 chapter dalam blog, kalau dalam Wattpad sampai chapter 28. Penasaran pengen baca chapter 9-28? Follow dulu akun penulis @lilianatan1708 ya, karena ceritanya DIKUNCI. Tapi untuk versi lengkap hingga tamat, HANYA BISA DIBACA dalam novelnya.

Mumpung masih dalam masa promosi E-BOOK Akhir Tahun, tak bosannya saya mengingatkan kalau ada promo akhir tahun dari yang awalnya seharga IDR 55.000 sekarang bisa dibeli di Play Store/Google Play dengan hanya IDR 11.000,00. Murah kan? Kapan lagi coba bisa beli novel seharga hanya IDR 11.000 aja? Anastasia – Princess In Disguise ini termasuk salah satu pemenang Wattys Awards 2016 loh. Jadi gak rugi deh dibeli, apalagi harganya murah banget kan? Hehehe ^.^ Jika Anda tertarik, cara pembeliannya sudah saya jelaskan di bawah cuplikan novel ini ya... Happy Reading...

“(Teaser) Anastasia, Princess In Disguise : Chapter 5“




Chapter 5 : Pesta Dansa Istana


Keesokan harinya, saat ibu dan kedua saudara tirinya sedang pergi berbelanja keperluan pesta, pintu rumah Anastasia diketuk dan seorang pria muda datang dengan mengantarkan sebuah bungkusan untuknya.

“Miss Anastasia Catherine Mauntbatten Lockhart?” tanya pria muda itu seraya membaca kartu yang di tangannya.

“Ya itu aku.” jawab Anastasia dengan bingung. 
“Ini paket untuk Anda, Nona. Silakan tanda tangan di sini.” ujarnya seraya menyerahkan paket itu dan menyuruhnya untuk membubuhkan tanda tangannya. Dengan bingung, Anastasia menandatanganinya dan menerima paket atas namanya itu.

“Pengirim paket itu berkata nanti malam pukul delapan, dia akan mengirim kereta kuda untuk mengantar Anda ke Pesta Dansa Istana.” ujar si pengantar paket, menyampaikan pesan dari Malaikat yang baik hati itu.

“Apa?” Anastasia tercekat mendengarnya. Siapa orang yang begitu baik memberikannya hadiah serta bersedia mengirimkan kereta kuda untuknya?

“Katakan terima kasihku padanya. Aku benar-benar berterima kasih.” ujar Anastasia gugup dengan jantung berdebar kencang.

Dan setelah mengucapkan terima kasih, Anastasia segera membuka paket itu di ruang tamu dengan penasaran dan matanya terbelalak lebar saat melihat apa isi paket itu.

“Sebuah gaun pesta berwarna putih dengan sayap pasangan di punggungnya, sebuah topeng dari emas yang akan menutupi matanya, sepatu pesta dan beberapa perhiasan mahal. Ini semua untukku? Tapi siapa yang...” Anastasia tak mampu menebak siapa pengirimnya karena memang tak ada tulisan apa pun di sana. Dia hanya mampu memandang takjub dan berterima kasih pada Tuhan.

“Tak ada Ibu Peri tapi aku memiliki Malaikat Pribadi Rahasiaku. Siapa pun dirimu, terima kasih banyak sudah mewujudkan mimpiku.” gumam  Anastasia seraya memeluk gaun indah berwarna putih itu dengan airmata bahagia. 

Dia tak menyadari jika ada seorang pria yang diam-diam mengamatinya dari balik pohon rindang di depan rumahnya. Anastasia menari-nari bahagia seraya memeluk gaun itu tanpa repot-repot menutup lebih dulu pintu rumahnya.

“Aku tak bisa mengubahmu menjadi seorang Putri selamanya, tapi setidaknya aku bisa mengubahmu menjadi Cinderella walau hanya semalam saja. Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku, anggap saja ini sebagai ganti hutangku padamu.” ujar sosok itu sambil tersenyum senang karena Anastasia menyukai hadiahnya, lalu pergi dari sana dengan cepat sebelum gadis itu mengetahui keberadaannya.

Anastasia terdiam saat ibu dan kedua saudara tirinya pulang ke rumah. 
“Nanti malam kami akan pergi ke pesta dansa istana. Kau tak berpikir untuk ikut, kan?” tanya ibu tirinya dengan gaya menyelidik, sudah menebak bahwa Annie pasti melihat pengumumannya di sepanjang jalan.

“Tidak.” jawabnya singkat. Dia tak ingin mereka tahu karena tahu mereka pasti akan menghancurkan rencananya karena itu Anastasia berpura-pura tidak peduli.

“Bagus.” jawab ibu tirinya senang, tanpa curiga sedikitpun. 
Malam berlalu cepat dan Ibu serta kedua saudara tirinya pun sudah bersiap menuju kereta kuda yang akan membawa mereka ke Istana.

“Kami tidak akan kembali hingga tengah malam. Baik-baiklah menjaga rumah.” ujar si ibu tiri sebelum mereka pergi. 
“Baik.” jawab Anastasia singkat, menurut. Dalam hatinya dia memang ingin mereka segera pergi.

Pesta topeng adalah tema pesta dansa malam ini. Sempurna. Dengan memakai topeng itu, ibu dan saudara tirinya tidak akan mengenalinya kan? Anastasia tersenyum membayangkan rencananya.

“Sampai jumpa di Istana, Ibu.” batin Anastasia sambil tersenyum saat melihat kereta kuda yang membawa mereka sudah menghilang.

Istana Mendroza... 
“Pesta topeng. Sempurna. Dengan memakai topeng ini, tidak akan ada yang mengenaliku dan aku bisa menyamar dengan mudah. Well, aku ingin tahu siapa pria yang akan dinikahkan denganku, dan pesta dansa ini membuat segalanya menjadi lebih mudah.” ujar seorang gadis berambut pirang dan bermata biru seraya melangkah keluar dari dalam kereta kuda yang mengantarnya ke sana.

Di halaman depan berdiri banyak sekali pria berseragam merah yang tampak seperti prajurit yang berjejer menunggu para tamu yang datang dan mengantarkan mereka masuk.

Begitu juga saat dia turun dari kereta kudanya, seorang pria berseragam segera menyambutnya dan menunduk hormat seraya mengulurkan tangannya dan membawanya masuk ke dalam Istana. Pria berseragam itu adalah pria yang ditugaskan untuk mengantar setiap gadis yang hadir menuju aula tempat pesta itu diadakan.

“Terima kasih.” ujar gadis berambut pirang itu dengan anggun saat pria berseragam itu telah mengantarnya ke pintu aula.

Di depan pintu itu dua orang pria berseragam lain telah berdiri menunggu setiap tamu yang datang untuk membukakan pintu untuk mereka.

Gadis itu tersenyum kagum saat melihat betapa megahnya Istana Kerajaan Mendroza. Dengan anggun dia melangkah masuk dan mengamati sekelilingnya. Banyak sekali tamu undangan yang datang malam ini, seluruh gadis dari penjuru negeri sepertinya sedang ingin mencoba peruntungan malam ini.

Dia tersenyum dan mencoba mencari sesuatu. Tapi sepertinya tahta yang terletak beberapa meter di hadapannya itu masih kosong. Jelas terlihat bahwa keluarga Kerajaan belum ada yang hadir untuk menyapa para tamu.

Aula itu penuh sesak, jadi dia memutuskan untuk sejenak menghirup udara segar dengan berjalan ke beranda Istana hingga pesta itu dimulai. 

Sementara itu, seorang gadis lain datang dengan menggunakan kereta kuda yang dikirimkan oleh seseorang yang tidak diketahui identitasnya, dia mengenakan gaun yang begitu indah.

Sebuah gaun berwarna putih tanpa lengan dengan belahan dada yang rendah yang memamerkan kulitnya yang putih dan mulus, gaunnya berbentuk melebar di bagian bawah dan menjuntai hingga ke tanah dengan sepasang sayap putih di punggungnya dan sepatu pesta yang berwarna senada dengan gaunnya.

Rambutnya yang pirang, panjang dan lurus diikat ke tengah dan dibiarkannya terurai di punggungnya. Dia menarik napas sejenak sebelum mengenakan topeng di wajahnya, memulai penyamarannya.

Malam ini sepertinya akan menjadi malam yang panjang.” ujarnya dalam hati saat melangkah masuk ke dalam Aula tempat pesta itu diadakan setelah pria berseragam mengantarnya ke depan pintu aula.

Dua pria berseragam lain telah membukakan pintu untuknya tapi dia tetap terdiam bingung. Rasanya begitu menakjubkan bisa berada di tengah pesta dansa istana, bagaikan mimpi yang jadi nyata.

Tanpa dia ketahui, pria yang tadi mengantarnya masuk adalah Pangeran itu sendiri yang memang sengaja menyamar menjadi prajurit agar bisa melihat dari jarak dekat para gadis yang akan dipilihnya nanti.

Begitu gugupnya dia hingga tak sengaja telah menabrak seorang pelayan yang berdiri di belakangnya.
“Maafkan aku.” ujarnya sopan dan segera berlutut membantunya mengambil gelas-gelas yang terjatuh ke lantai aula.

Saat dia membungkuk, belahan dadanya terlihat semakin jelas hingga membuat hati pria yang ditabraknya berdesir tak karuan, apalagi saat mata mereka bertatapan, pria itu seperti pernah melihat mata itu sebelumnya. Tapi di mana dia tidak ingat.

“Kau...Pria es krim?” ujar gadis itu saat melihat pria yang kemarin siang ditabraknya. Pria pelayan itu hanya menunduk dan tersenyum sopan.

“Biar kubantu.” ujar Anastasia lalu kembali menunduk untuk memunguti gelas itu. 
“Tidak perlu. Sungguh. Kau seorang tamu di sini. Ini sudah tugasku,” jawab si pria pelayan dengan tidak enak hati tapi Anastasia hanya tersenyum tulus seraya menyerahkan gelasnya pada pria itu.

“Maafkan aku, ya.” ujarnya lagi dengan sopan sebelum pergi berbaur dengan tamu lain. Pria berambut pirang itu terdiam membatu dan hanya mengangguk singkat.

“Hei, kau seperti melihat hantu saja. What’s up, Bro?” tanya seorang pria muda berambut coklat terang dan berseragam prajurit yang tiba-tiba menepuk pundaknya. Tampak jelas dia sangat terkejut dengan kedatangan pria muda itu dan hanya menggumam pelan, “Kau mengagetkan aku.” ujar si pirang lirih.

“Apa kau sedang melihat Malaikat itu?” tanya pria berseragam prajurit dengan iseng. Si pelayan terdiam.
“Hei, dia favoritku. Kau tahu aku yang mengantarkannya masuk tadi. Kulitnya sangat lembut, mata birunya terlihat sangat menawan walau dia memakai topeng sekalipun.” ujar si prajurit berseragam merah dengan menerawang.

“Bukankah dia bilang dia tak bisa datang? Lalu gaun itu dia dapat dari mana? Harus kukatakan dia memiliki lekuk tubuh yang sempurna.” lanjut pria berseragam pengawal.

“Dan dia juga sangat baik, lembut dan sopan.” lanjut si pelayan dengan kagum. 
“Kak, kau kan sudah memiliki tunangan? Pesta ini untukku. Enak saja kau ingin mengambil gadisku.” protes si prajurit tak terima. Ternyata pelayan itu juga seorang Pangeran yang menyamar.

“Aku menentang perjodohan itu. Kau pikir untuk apa aku repot-repot menyamar menjadi pelayan seperti ini dan berkeliling ke sana kemari jika bukan untuk mencari calon istri?” sahut Sang kakak tak peduli.
“Lagipula, ada begitu banyak gadis di sini, kan? Berikan satu padaku kurasa tak masalah.” lanjut si kakak.

“Iya, tapi bukan yang satu itu. That Angel is mine!” jawab si prajurit tak mau mengalah. 
“Begini saja, kita bersaing secara adil siapa yang akan dipilih gadis itu, okay?” usul kakaknya. 
“Kau bicara seperti itu seolah-olah kita sudah tahu siapa dia.” jawab si adik dengan tertawa. 
“Kau ingin memilihnya malam ini? Apa kau yakin dia akan mau kau pilih?” ujar si kakak berteka-teki lalu langsung menghilang di tengah kerumunan para tamu Kerajaan.

To be continued...

NOTE : WINNER OF WATTYS AWARDS 2016 for Category “Hidden Gems” alias “Permata Yang Tersembunyi” (Cerita Kurang Dikenal). Untuk bisa membaca hingga setengah novel, Anda bisa memfollow akun Wattpad saya : @lilianatan1708 tapi untuk membaca hingga TAMAT, Anda harus membeli versi novelnya hehehe ^.^

@@@@@@@

* Promo Tahun Baru E-Book Version Only IDR 11 Ribu 
Hai hai hai... Bagi yang suka dengan cerita Anastasia – Princess In Disguise, yang kantongnya bolong tapi pengen ngebaca kelanjutannya, ada promo besar nih di akhir tahun. Tapi hanya berlaku untuk E-Book ya. Dari yang awalnya seharga Rp 55.000 sekarang hanya jadi Rp 11.000 loh... Tunggu apalagi? Yuk buruan dibeli mumpung lagi ada promo nih...


 Harga Asli : IDR 55.000
 Harga Promo : IDR 11.000

Tinggal buka Google Play/Play Store lalu ketik nama “Liliana Tan” ==> Pilih “Judulnya” ==> Lalu klik “Beli” dan anda bisa memilih membayar dengan Debet/Kredit/potong pulsa.

Note : Promo HANYA BERLAKU HINGGA AKHIR TAHUN !!!

Terima kasih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar