Sabtu, 21 November 2015

(Teaser) Winter Memories : Chapter 4

The last teaser from “Winter Memories”... Setelah berbagai penolakan, sakit hati dan airmata yang dirasakan Xue Tung selama bertahun-tahun lamanya, akankah dia memberi Ji Teng kesempatan kedua yang diinginkannya? Ataukah semuanya sudah terlambat? Keajaiban, benarkah memang ada? Apakah Legenda Peri Salju itu memang benar adanya? Jika benar, mampukah Peri Salju mempersatukan mereka kembali? Ataukah justru semuanya telah berakhir? Saat Salju yang dingin menjadi saksi bertemunya kembali sepasang kekasih... Do you believe in Miracle? If you were asked me, I will say “YES! I believe in Miracle”... Saat sebagian orang menganggap bahwa menanti itu membosankan, sebagian lagi meyakini “Asalkan kau percaya dengan penantian, semua impianmu pasti akan menjadi kenyataan,” karena Tuhan pasti akan menjadikan segala sesuatu indah pada waktu-Nya...” Well, itulah pesan yang ingin disampaikan oleh Novel ini. For You, yang pernah menonton serial drama Taiwan populer “Snow Angel” di tahun 2004 lalu dan gak trima dengan endingnya yang berkesan gak adil, mungkin Anda bisa mempertimbangkan untuk membeli Novel ini sembari membayangkan si ganteng mantan personil Energy, TORO dan si cantik keturunan Indonesia, Margaret Wang bertemu kembali dalam Novel ini....

“(Teaser) Winter Memories : Chapter 4”



Ji Teng yang berjanji takkan pernah lagi meninggalkan Xue Tung dan mereka akan bersama selamanya, mendadak berubah pikiran saat mendengar percakapan antara Chi Xing Feng dan Elaine yang mengatakan bahwa tanpa Xue Tung, Xing Feng takkan bisa hidup. Asal Xue Tung ada di sisinya, Xing Feng sudah cukup bahagia.

Ji Teng yang berpikir bahwa dia adalah orang ketiga dalam hubungan mereka akhirnya memilih untuk meninggalkan Xue Tung sekali lagi. Xue Tung takkan pernah melupakan hari di mana dia mendengar Ji Teng berkata dengan lantang di tengah konsernya, bahwa dia pernah mencintai seorang gadis tapi itu hanyalah masa lalu baginya, mereka takkan pernah bisa bersama.

“Aku ingin menceritakan sebuah kisah,
sebuah kisah nyata yang pernah terjadi dalam hidupku.
Dulu, pernah ada seorang gadis.
Aku dan dia pernah melalui saat-saat indah bersama, kami saling mencintai.
Dia adalah gadis dari keluarga kaya.
Kami pernah berpikir kami akan bersama selamanya dan kami pun sudah melalui suka dan duka bersama.
Gadis itu benar-benar menawan hatiku.
Bagiku ini bagaikan sebuah mimpi yang indah.
Bila saja mimpi ini tidak berakhir,
kami mungkin akan berkelana mengelilingi indahnya dunia bersama,
tapi sekarang semuanya telah berakhir.
Aku tidak tahu apakah dia bisa mendengar semua ini.
Tapi aku hanya bisa mengatakan padanya bahwa masa lalu bagaikan mimpi,
apa yang sudah berlalu tak bisa terulang kembali. 
Aku benar-benar tak bisa mengingat apa-apa lagi.
Yang aku tahu adalah bahwa kami takkan pernah bisa bersama selamanya...”

Xue Tung hampir pingsan saat mendengar apa yang dikatakan Ji Teng di atas panggung konsernya saat itu. Hari itu adalah hari yang sama di mana Xue Tung mengetahui bahwa dia telah mengandung anak Ji Teng untuk yang kedua kalinya. Bagaikan mimpi buruk, Ji Teng memutuskan untuk meninggalkannya setelah apa yang mereka lalui malam itu.

Xue Tung mencoba menemui Ji Teng sekali lagi di taman bermain, tempat favorite mereka saat berkencan dan dengan yakin berkata bahwa Ji Teng pasti sedang berbohong saat berkata seperti itu.

Tapi Ji Teng dengan dingin berkata, “Aku ingin kau melupakan aku. Kembalilah pada kakakku. Dia sangat mencintaimu dan tak bisa hidup tanpamu. Semua yang pernah terjadi di antara kita sudah berakhir, kita tak punya masa lalu juga tak punya masa depan,” jawab Ji Teng dengan dingin.

“Aku tahu kau sedang membohongi dirimu sendiri. Aku tahu orang yang paling kau cintai adalah aku. Kenapa kau menyakitiku seperti ini?” Xue Tung tetap berjuang untuk cintanya.

“Tidakkah kau mengerti? Sekarang kau adalah istri kakakku. Lupakan aku! Lupakan masa lalu. Lupakan semua yang pernah terjadi pada kita. Kembalilah pada Chi Xing Feng!” ujar Ji Teng tanpa perasaan.

“Jika seandainya saat itu kita mati, kita takkan menderita seperti ini. Kau takkan melupakan aku, aku juga takkan terpaksa menikah dengan kakakmu. Sekarang aku baru menyadari, Ji Teng-ku ternyata benar-benar sudah mati. Dia sudah mati saat terjatuh ke dasar jurang. Dia tidak akan pernah kembali lagi,” ujar Xue Tung lalu berlari pergi sambil menangis.

Saat itulah Xue Tung membuat keputusan, bahwa apapun yang terjadi, dia tidak akan membiarkan Ji Teng tahu tentang anaknya. Mereka sudah berakhir. Sudah tak ada lagi yang tersisa di antara mereka. Penolakan Ji Teng untuk yang kesekian kalinya adalah jawaban untuk semua penantiannya yang sia-sia.

“Untuk selanjutnya, aku hanya akan hidup berdua dengan anakku. Hanya kami berdua!” Xue Tung membuat keputusan final untuk hidupnya selanjutnya.

Malam itu Xue Tung kembali ke rumah untuk mengemasi semua barang-barangnya. Dia ingin pergi ke sebuah tempat yang tenang untuk menenangkan dirinya. Xue Tung meninggalkan sebuah surat cerai untuk Chi Xing Feng. Xing Feng berusaha menghentikannya tapi tekad Xue Tung sudah bulat.

Tanpa mengatakan apapun tentang kehamilannya pada siapapun, Xue Tung pergi menuju sebuah biara. Dia ingin singgah sejenak di sana sebelum akhirnya menemukan tempat lain yang lebih jauh.

Xue Tung tahu dengan pasti keadaan mereka saat ini sudah tak sama seperti dulu lagi. Ji Teng bukan lagi miliknya seorang, kini dia telah menjadi milik semua orang.

Tidak ingin membuat karirnya hancur, Xue Tung pun tetap pada keputusan awalnya. Mereka tak bisa kembali. Tak ada jalan untuk kembali. Tidak walaupun Chi Xing Feng sudah mati. Xue Tung justru menggunakan kematian Chi Xing Feng sebagai alasan untuk mengakhiri hubungan mereka selamanya.

Jika dulu Chi Xing Feng-lah yang menghalangi cinta mereka, maka pada saat ini, karir Ji Teng-lah yang menjadi penghalang terbesar bagi mereka.

“Kita tak punya masa lalu, juga tak punya masa depan. Menjadi teman adalah satu-satunya pilihan yang tersisa. Terima kasih untuk semua kenangan indah yang telah kau berikan,”ujar Xue Tung pada Ji Teng, saat dia mengatakan sebaiknya mereka hanya berteman saja. Dengan menggunakan rasa bersalah terhadap Chi Xing Feng sebagai alasan, Xue Tung diam-diam memutuskan untuk pergi dari hidup Ji Teng selamanya.

Benarkah kisah mereka telah berakhir? Ataukah Peri Salju akan membawa mereka kembali suatu hari nanti?

#Liliana Tan#

Tidak ada komentar:

Posting Komentar